About Youtubers
November 22, 2019
Saturday, Nov 23, 2019.
Saya sudah menahan diri untuk mengabaikan video-video yang masuk trending di YouTube. Walaupun dalam hati saya selalu ingin nyinyirin mereka.
Pertama, saya ingin jujur, seandainya saya jadi youtuber, konten saya pasti nggak jauh-jauh dari food vlogger. YouTube akan saya jadikan sebagai media saya untuk mengabadikan memori-memori yang saya lalui, entah itu bersama keluarga, saudara, atau teman-teman saya. Oleh karena itu saya tidak ingin melabeli diri saya sebagai content creator, seandainya saya menjadi youtuber.
Karena menurut saya, seorang content creator itu adalah orang yang bisa menghasilkan karya yang memberikan manfaat untuk banyak orang, dan dengan effort yang memadai. Contohnya adalah beberapa channel seperti : Vice Indonesia, skinnyindonesia24, Menjadi Manusia, Raditya Dika, Titik Terang (Bright Side), 5-minutes Craft, dan masih banyak lagi. Apakah ada yang menonton Hari Jisun atau pernah mampir ke channel nya? Dia tidak pernah melabeli dirinya sendiri sebagai seorang content creator, dia mengganggap dirinya itu adalah food vlogger, ya karena isi kontennya memang tentang review makanan.
Kalau misal ada konten tentang prank, ya buatlah prank itu dengan seniat-niatnya. Pernah lihat nggak prank di luar negeri yang terniat? Sampai make up zombi mirip banget, prank bom pakai layar tv untuk mengiklankan sebuah merk TV, prank rumah hantu seperti saat mengiklankan Annabelle atau Conjuring, prank layar yang dipasang di halte bis, dan masih banyak lagi.
Kalau ingin jadi youtuber dan tidak mempunyai ide, trus ujung-ujungnya cuman prank nggak jelas doang yang sebagian besar itu nggak ada manfaatnya. Ya tolonglah setidaknya tuh modal otak, jangan modal duit doang.
Kalau kalian mau jadiin youtube sebagai ajang diskusi atau entertain ya monggo, yang penting manfaatnya bisa didapatkan semua orang.
Saya juga nonton banyak konten entertain kok, gaming, paranormal experience, music, video reaction. Nggak masalah. Yang penting konsisten dan nggak menyinggung pihak-pihak lain. Ya walaupun semua pasti punya haters lah ya, tapi setidaknya meminimalisir haters adalah yang terbaik.
Yang ingin saya bahas di sini adalah, video trending tentang Prank Ojol. Jujur sekali, saya baru nonton satu video dan itupun bikin saya nggak nyaman. Kenapa? Mungkin simpati saya terlalu besar. Begini, menurut saya, kalau memang niatnya ingin membantu, ya tolonglah caranya jangan dengan prank seperti itu. Mereka itu niat untuk cari kerja, trus tiba-tiba di prank dan walaupun endingnya tetep dibayar atau dikasih duit pun, rasanya seperti dibodohi. Memang prank itu artinya menipu, cuman ayolah bedakan mana yang pantas di prank dan mana yang enggak.
Udah capek-capek kerja, masih dipancing emosinya hanya demi sebuah konten. Oke kalau memang salah satu youtuber tersebut ada yang bilang,
"Semua hasil AdSense dalam video ini diberikan kepada bapak/ibu ojolnya, jadi jangan ngehujat dulu sebelum nonton sampai habis."
Tapi Mbak/Mas, apakah semua itu tentang uang?
Memang Bapak/Ibu ojol tersebut dapat uang dari hasil AdSense mereka, tetapi yang untung tetap mereka kan ujung-ujungnya? Kenapa? Mungkin saya suudzon ya, tapi ini menurut analisis saya. Mereka mengincar subscribers (ya jelas sih ini ya, ntar nggak balik modal soalnya kalau nggak ada views-nya). Jadi, untuk konten yang menarik bagi orang-orang yang haus akan sensasi, itu adalah trik yang bagus untuk mereka.
Setelah subscribers didapat, mulailah isi konten untuk YouTube-nya di mix, entah itu vlog, entah itu prank lagi, atau hal-hal yang memancing sebuah sensasi.
Well, itu memang hak mereka sebagai Youtuber, tapi saya juga mempunyai hak untuk mengeluarkan uneg-uneg saya kan?
Saya kurang sreg dengan cara mereka, kalau dengan niat ingin membantu Bapak/Ibu ojol, saya sarankan seperti cara Baim-Paula. Dengan kalian menyamar dan tanpa memancing emosi orang yang akan kalian bantu itu malah menambah pahala. Apasih faedahnya bikin orang emosi dulu? Sampai ada yang nangis, itu gimana sih rasa simpatinya?
Mending ya kalian tanya-tanya aja Bapak/Ibu ojolnya, seharian ini udah narik dari kapan, sejak kapan jadi ojol, sudah dapat berapa customer dalam sehari, biasanya narik sampai jam berapa dan mulai jam berapa, pernah dapet pengalaman buruk apa aja dari customer, dll.
Buka Q&A ke mereka, biar orang-orang juga pada tau gimana sih jadi pekerja Ojol itu. Jadi buat para pengguna ojol bisa belajar menghargai para ojol tersebut, nggak semena-mena mentang-mentang kalian jadi customer harus jadi raja.
Itu kan lebih bermanfaat banyak daripada prank order makanan nggak dibayar, dapetnya cuman secuil manfaat, tapi dramanya hampir seluruh durasi video.
Tapi sekali lagi, karena orang-orang di negara ini suka haus akan sensasi maupun drama, jadi pasti konten yang saya sarankan di atas dapat views yang sedikit dibandingkan dengan prank-prank tersebut. Kalau niatnya disertai ingin jadi social climber, yaaa paling bener konten prank-prank an itu sih LOL.
Oke karena saya sudah mengeluarkan uneg-uneg, jadi lumayan lega. Dan karena itu memang hak mereka juga ingin membuat video apa saja.
Saya juga nggak ngomentarin nyinyir di video mereka, cuman ikut nge-dislike aja sih video yang sempat aku tonton wkwk. Kembali lagi, itu hak saya. Saya nggak menebar kebencian kok, saya nggak jadi haters-nya mereka juga, saya hanya membagikan opini saya terhadap apa yang mereka lakukan.
Untuk ke depannya, kalau mereka ingin membuat konten yang serupa, ya cukup saya hindari saja. Kalau saya menonton suatu hal, dan membuat saya tidak nyaman, saya tidak akan menonton lagi. Cukup sekali saja. Itu salah satu cara untuk tidak memupuk sebuah kebencian. Intinya, saya bukan termasuk pasar konten-konten mereka, gitu aja sih.
Makanya kalau ada yang nggak suka sama suatu hal, ya cukup hindarin aja, nggak usah diladenin atau ikutan nimbrung jadi hatersnya. Nyinyir bisa aja, tapi tahan dalam hati, atau omongin sama orang sekitarmu untuk dibuat sedikit bahan ghibah. Tapi yang penting nggak ngomentarin langsung ke orangnya dengan perkataan buruk, yang bisa membuat down orang tersebut. Karena dampak komentar kebencian sekarang bisa menjadi pembunuhan secara tidak langsung.
Sekian.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar