Pages

JOKER

Oktober 04, 2019





Wednesday, 3 Oktober 2019

Akhirnyaaaa tayang juga, ini film udah ku tunggu-tunggu dari lama. Joker adalah salah satu villain favoritku di dunia superhero-an.

Kenapa?

Karena nggak tau kenapa aku malah seneng villain nya tuh yang emang bener-bener pure pake kekuatan otak dan fisik secara manusiawi, bukan monster-monster yang punya sihir dan kekuatan macem Thanos gitu. Maksutnya yang emang bener-bener dia fight nya sama pistol, pisau, atau benda apapun yang bisa dijadikan senjata. Pun dengan superhero nya sendiri, aku lebih prefer Blackwidow dan Hawkeye sebenernya, tapi apalah daya, aku lemah terhadap pesona Chris Hemsworth dan Loki, that's why I like Thor. Tapi kalau dari keseluruhan yang bener-bener aku suka entah dari pemain maupun plot nya, itu Spiderman.

Kembali ke pembahasan awal.

Aku suka Joker karena emang dia pake kekuatan dirinya sendiri, ya walaupun emang Joker dulu di komiknya diceritain kalo pernah masuk ke dalam cairan kimia yang akhirnya membuat tampilannya berubah dengan kulit pucat, bibir merah dan rambut berwarna hijau. Dengan tekanan hidup dia yang di alami pada hari itu (istri dan anaknya yang ada di dalam kandungan meninggal, karirnya hancur, dan hidupnya jadi berantakan) mulailah karakter Joker di sini berubah. Tetapi cerita-cerita tersebut hanya 1 dari beberapa cerita yang melatar belakangi tentang Joker itu sendiri. Karena belum ada film resmi yang menceritakan awal mula bagaimana sosok Joker tersebut muncul. Maka dari itu, film Joker ini di release, dimaksutkan untuk merubah mindset semua orang tentang asal usul dari Villain satu ini.

Dari jalan ceritanya pun, film Joker ini lebih masuk akal dan realistis. Berawal dari orang baik yang hanya ingin membuat orang lain tertawa dan ingin memberikan kebahagiaan, tetapi tidak ada yang menganggap bahwa dirinya exist. Mungkin tidak menjadi masalah apabila dia hanya tidak dianggap saja. Tapi masalahnya di sini, orang-orang di sekitarnya membuat hal tersebut menjadi buruk untuk dia. Itulah kenapa dia beranggapan bahwa apakah dunia ini memang benar-benar sudah gila?

Siapa yang sanggup kalau setiap saat kita menjadi bahan olokan? Diremehkan? Dan bahkan disakiti padahal kita tidak berbuat kesalahan. Joker hanya ingin bahagia dengan jalan hidupnya, tetapi rasanya orang-orang tidak ingin barang sedikitpun mengerti. Joker tidak pernah mengganggu mereka, tetapi kenapa mereka begitu bernafsu dan arogan dengan mengganggu kehidupannya?
Apa salah dia?
Apakah menjadi miskin itu salah?
Apakah mempunyai banyak kekurangan itu salah?
Apakah di dunia ini hanya orang kaya dan berkuasa yang selalu benar?

Jangan salahkan ketika seseorang menjadi jahat. Mungkin sebagian orang jahat ada karena sebuah kesempatan. Tetapi sebagian lagi, orang jahat adalah orang baik yang tersakiti.
Sebenarnya yang lebih pas adalah kalimat ini,
"There's no boundaries between good and bad, it's only point of view".

Aku ingat kata-kata Joker dalam film ini, scene di mana saat ia diundang di acara talkshow, dan kurang lebih dia bilang begini,
"Jika aku mati dipinggir jalan pun, orang-orang pasti hanya akan melewati mayatku saja."

Sebuah ironi...

Itulah kenapa aku setuju dengan kalimat Joker yang berbunyi seperti ini,
"I used to think my life was a tragedy, now I realize it's a comedy."

Yeah. Life is really a f*cking comedy.

Film Joker ini bener-bener dark. Selalu, DC berhasil membawa vibes film-filmnya ke dalam dark theme. It's not about their visualization, it's about their plot.
Durasi film 2 jam 2 menit. Dari awal pemutaran, aku gelisah, tegang, dan berasa lamaaa banget nggak kelar-kelar. Pas ngecek jam, masih jalan 1 jam. Gila itu aku udah panik sendiri, terlalu relatable dalam kehidupan nyata, jadi aku sampai terbawa emosi pada saat menonton.
Film ini terlalu cerdas mainin psikologis, sumpah aku stres di dalem itu, kepala kayak mau pecah, berasa ngerasain emosinya Arthur Fleck (Nama asli dari Joker).

Dari awal sampai akhir hawanya tegang, padahal filmnya cenderung kalem. Menit awal sampe tengah-tengah pun nggak ada adegan yang membahayakan, nggak ada jump scare, nggak ada punch scene nya juga. Nggak tau ya menurut orang lain gimana pas habis nonton ini, tapi emang bener ini yang aku rasain.
Pas udah ending, akhirnya diem dan merenung.

Sometimes aku berpikir bahwa apa yang dilakukan Joker itu benar. Dia "dipaksa" sadar oleh kelakuan-kelakuan orang di sekitarnya. Apakah dia dari awal bercita-cita menjadi penjahat? Nope. Dia ingin menjadi Comedian, yang bisa bikin orang ketawa, bahagia dengan lawakannya. Tapi apa yang dilakukan orang-orang terhadapnya? People suck.
Karena berusaha terus menerus menjadi baik untuk orang yang selalu jahat terhadap kita itu lama kelamaan capek. Kita semua berhak bahagia, dan orang lain tidak berhak merusak kebahagiaan kita. That's why I like being "who I am depends on who you are".

Nggak usah serius gitu bacanya, nggak perlu diresapi dan dijadikan beban. Cukup sebagai hiburan.

Seperti kata Joker,
WHY SO SERIOUS?

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar