Sunday, Dec 1st, 2019.
Aku kesini bareng temen-temen,
bertiga orang.
Ini pertama kalinya aku dateng ke
sini (iya tau aku orang Banyuwangi tapi emang jarang di Banyuwangi jadi ya
maklumin aja kalo baru sempet maen).
Apalagi lokasi Boom ini di Kota,
dan rumahku itu di desa, so yaaa kalo mau ke kota tuh kudu nempuh waktu sekitar
1 jam, itupun ngebut. Tapi karena aku dan temen-temenku itu jam karet dan kita
bukan Valentino Rossi yang suka kebut-kebutan di jalan, jadilah aku menempuh
perjalanan dari rumah ke kota itu 1,5 jam dan ini udah termasuk ngantri di pom
bensin kok WKWKWKWK.
Kata temenku sih kayak orang
minggat ya mau kesini doang. Tapi karena kita emang lama nggak ketemu, terus
kebetulan hari minggu pada libur, jadi kita mutusin buat maen.
Boom ini dulunya disebut dengan
Taman Hiburan Rakyat (THR), jadi ini dulunya pelabuhan (sampai sekarang sih).
Di sini ada dermaga-dermaga pelabuhan, gudang-gudang bekas, dan sebuah tempat
pelelangan ikan yang sudah tidak dipakai. Di sisi selatan pantai terdapat Taman
Makam Pahlawan Wisma Raga Laut yang menjadi tempat peristirahatan bagi pasukan
ALRI yang gugur dalam pertempuran melawan Belanda di sekitar Banyuwangi. Di
tempat ini juga disediakan kuda-kuda bagi pengunjung yang ingin menyusuri
pantai, jalanan di sekitaran pantai juga asik sekali untuk dibuat goes. (Sumber
Wikipedia 😂)
Sekarang tempat ini dijadikan
sebagai salah satu tempat wisata yang wajib di kunjungi jika ke Banyuwangi, dan
sering diadakan sebuah event-event besar Kabupaten Banyuwangi, seperti gandrung
sewu (Gandrung Seribu).
Di kawasan Boom ini dimulai
proyek pelabuhan khusus kapal pesiar (yacht) terbesar di Indonesia, yaitu
Pelabuhan Boom Marina Banyuwangi. Proyek pelabuhan wisata ini, dibangun oleh PT
Pelabuhan Indonesia III. Proyek Wisata Boom Marina Banyuwangi nantinya akan
memiliki dermaga dengan beragam fasilitas pendukung pariwisata yang cukup
mewah, seperti zona marina, residensial, dan rekreasi.
Saat launching proyek pembangunan
wisata bahari pada September 2015 lalu, Dirut PT Pelindo III, Djarwo Surjanto
mengatakan, proyek pelabuhan wisata ini akan dibangun di lahan seluas 44,2
hektar di Pantai Boom. Pelabuhan Marina di Pantai Boom ini nanti, akan
terintegrasi dengan Pelabuhan Benoa di Bali dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara
Timur dan ke depannya juga akan terhubung dengan lokasi lain yang memiliki
potensi lebih besar atau pun potensial, seperti misalnya Karimun Jawa yang
terkenal juga dengan wisata pantainya serta Lombok dan Tenau Kupang.
Namun, proyek ini menimbulkan
kendala seperti pembebasan lahan dan penggusuran penduduk yang mendiami wilayah
Pantai Boom Ditengah gencarnya kegiatan sosialisasi yang dilakukan PT Pelindo
Property Indonesia (PPI), PT Pelindo III Tanjung Wangi Banyuwangi dan PT Kereta
Api Indonesia (KAI), yang dinyatakan berakhir secara sepihak, Senin
(21/11/2016) lalu, ternyata tidak mampu mendengar jerit tangis puluhan warga
RT01/RW01 Lingkungan Krajan Kelurahan Kampung Mandar, Banyuwangi, yang telah
puluhan tahun mendiami kawasan ini. Warga lalu berinisiatif mengirim surat ke
Komnas HAM untuk mempertahankan hak mereka. (Sumber Wikipedia).
Teatapiiii, sekarang udah nggak
ada masalah lagi, karena floating ponton nya udah jadi dan sudah siap untuk dijadikan
sandaran kapal pesiar. Sama seperti bahuku yang siap dijadikan sandaran
untukmu, eaaaakkkk.
Kawasan dermaga kapal pesiar atau
marina di Pantai Boom yang sedang dibangun PT Pelindo Property Indonesia (PPI)
bakal dilengkapi Banyuwangi International Yacht Club (BIYC).
BIYC terpadu seluas 3.000 meter
persegi itu dilengkapi restoran internasional, fasilitas penunjang pariwisata,
serta sarana perawatan kapal pesiar yang digarap salah satu perusahaan
perkapalan Banyuwangi, PT Lundin Industry Invest. Kerja sama pembangunan BIYC
tersebut telah disepakati PPI dan PT Lundin Industry Invest.
Kawasan Boom Marina merupakan
dermaga dengan segala fasilitas pendukung untuk yacht (kapal layar ringan).
Dermaga yang dibangun atas kerjasama PT PPI dan Pemkab Banyuwangi ini menjadi
dermaga kapal pesiar terintegrasi pertama di Indonesia. (Sumber dari Jawapos Radar Banyuwangi dan detikdotcom)
Dan beberapa kapal pesiar sudah
pernah ada yang mampir di Marine Boom ini, sejak dua tahun yang lalu. Tepatnya
tahun 2017, kapal pesiar berbendera Bahama singgah di Banyuwangi, membawa
puluhan turis asing. (Sumber kompasdotcom)
Harga tiket Rp. 5.000/orang. Ini
udah nggak ditarik apa-apa lagi dah, udah termasuk biaya parkir juga. Ini
sepertinya ada 2 area, jadi kalau mau masuk ke area satu lagi, ya bayar tiket
lagi (mungkin dengan harga yang sama, aku nggak tau juga sih, soalnya kemarin
cuma masuk di 1 area doang, dan itupun aja udah luassss banget plus banyak
spot-spot foto yang bagus, jadi kapan-kapan aja kalau mau ke area satu lagi).
Harga yang sangat bersahabat untuk semua insan terutama kaum missqueen seperti
anda-anda semua kannnn. WKWKWKWK Candaaaa.
Aku dateng kesini pas masih agak
siang, sekitar jam 14.30 WIB, dan lumayan sepi jadi aku senang karena bisa
poto-poto tanpa bocor rangorang.
Kenapa kok sepi? padahal weekend.
Karena panas banget emang coy
kalo siang, dan karena Boom ini emang mungkin di design untuk malem ya, soalnya
ada pasar malemnya, dan orang-orang jualan itu bukanya sore. Trus banyak
lampu-lampu gitu design nya. Tapi emang bahagia banget sih kalo bisa
ngopi-ngopi dan makan cilok dipinggir pantai sambil nikmatin senja. Suasananya
mendukung banget soalnya. Jadi emang kedai-kedainya itu dipinggiran pantai
gitu. Dan bersiiihhhh banget lokasinya. ,Ah iya btw aku cuman di daerah dermaga nya aja, nggak ke pantai Boom nya.
Lokasinya jadi satu sih, cuman karena areanya luas banget jadi ya mau nyusurin
ke semua tempatnya itu udah kesorean, plus capek. Jadi kapan-kapan lagi aja
maen kesana. Semakin sore semakin ramai, jadi aku memutuskan pulang, takut
kemaleman sampe rumah.
Sejauh ini tiket masuk
wisata-wisata di Banyuwangi tuh murah meriah gais. Jadi untuk semua insan dari
luar kota dan ingin main-main ke sini, jangan khawatir, karena di sini low
budget. Kalau butuh guide, aku siap membantu WKWKWKWK.
Sekian.