Wednesday, 3 Oktober
2019
Akhirnyaaaa tayang
juga, ini film udah ku tunggu-tunggu dari lama. Joker adalah salah satu villain
favoritku di dunia superhero-an.
Kenapa?
Karena nggak tau
kenapa aku malah seneng villain nya tuh yang emang bener-bener pure pake
kekuatan otak dan fisik secara manusiawi, bukan monster-monster yang punya
sihir dan kekuatan macem Thanos gitu. Maksutnya yang emang bener-bener dia
fight nya sama pistol, pisau, atau benda apapun yang bisa dijadikan senjata.
Pun dengan superhero nya sendiri, aku lebih prefer Blackwidow dan Hawkeye
sebenernya, tapi apalah daya, aku lemah terhadap pesona Chris Hemsworth dan
Loki, that's why I like Thor. Tapi kalau dari keseluruhan yang bener-bener aku
suka entah dari pemain maupun plot nya, itu Spiderman.
Kembali ke
pembahasan awal.
Aku suka Joker
karena emang dia pake kekuatan dirinya sendiri, ya walaupun emang Joker dulu di
komiknya diceritain kalo pernah masuk ke dalam cairan kimia yang akhirnya
membuat tampilannya berubah dengan kulit pucat, bibir merah dan rambut berwarna
hijau. Dengan tekanan hidup dia yang di alami pada hari itu (istri dan anaknya
yang ada di dalam kandungan meninggal, karirnya hancur, dan hidupnya jadi
berantakan) mulailah karakter Joker di sini berubah. Tetapi cerita-cerita
tersebut hanya 1 dari beberapa cerita yang melatar belakangi tentang Joker itu
sendiri. Karena belum ada film resmi yang menceritakan awal mula bagaimana
sosok Joker tersebut muncul. Maka dari itu, film Joker ini di release,
dimaksutkan untuk merubah mindset semua orang tentang asal usul dari Villain
satu ini.
Dari jalan ceritanya
pun, film Joker ini lebih masuk akal dan realistis. Berawal dari orang baik
yang hanya ingin membuat orang lain tertawa dan ingin memberikan kebahagiaan,
tetapi tidak ada yang menganggap bahwa dirinya exist. Mungkin tidak menjadi
masalah apabila dia hanya tidak dianggap saja. Tapi masalahnya di sini,
orang-orang di sekitarnya membuat hal tersebut menjadi buruk untuk dia. Itulah
kenapa dia beranggapan bahwa apakah dunia ini memang benar-benar sudah gila?
Siapa yang sanggup
kalau setiap saat kita menjadi bahan olokan? Diremehkan? Dan bahkan disakiti
padahal kita tidak berbuat kesalahan. Joker hanya ingin bahagia dengan jalan
hidupnya, tetapi rasanya orang-orang tidak ingin barang sedikitpun mengerti.
Joker tidak pernah mengganggu mereka, tetapi kenapa mereka begitu bernafsu dan
arogan dengan mengganggu kehidupannya?
Apa salah dia?
Apakah menjadi
miskin itu salah?
Apakah mempunyai
banyak kekurangan itu salah?
Apakah di dunia ini
hanya orang kaya dan berkuasa yang selalu benar?
Jangan salahkan
ketika seseorang menjadi jahat. Mungkin sebagian orang jahat ada karena sebuah
kesempatan. Tetapi sebagian lagi, orang jahat adalah orang baik yang tersakiti.
Sebenarnya yang
lebih pas adalah kalimat ini,
"There's no
boundaries between good and bad, it's only point of view".
Aku ingat kata-kata
Joker dalam film ini, scene di mana saat ia diundang di acara talkshow, dan
kurang lebih dia bilang begini,
"Jika aku mati
dipinggir jalan pun, orang-orang pasti hanya akan melewati mayatku saja."
Sebuah ironi...
Itulah kenapa aku
setuju dengan kalimat Joker yang berbunyi seperti ini,
"I used to
think my life was a tragedy, now I realize it's a comedy."
Yeah. Life is really
a f*cking comedy.
Film Joker ini
bener-bener dark. Selalu, DC berhasil membawa vibes film-filmnya ke dalam dark
theme. It's not about their visualization, it's about their plot.
Durasi film 2 jam 2
menit. Dari awal pemutaran, aku gelisah, tegang, dan berasa lamaaa banget nggak
kelar-kelar. Pas ngecek jam, masih jalan 1 jam. Gila itu aku udah panik
sendiri, terlalu relatable dalam kehidupan nyata, jadi aku sampai terbawa emosi
pada saat menonton.
Film ini terlalu
cerdas mainin psikologis, sumpah aku stres di dalem itu, kepala kayak mau
pecah, berasa ngerasain emosinya Arthur Fleck (Nama asli dari Joker).
Dari awal sampai
akhir hawanya tegang, padahal filmnya cenderung kalem. Menit awal sampe
tengah-tengah pun nggak ada adegan yang membahayakan, nggak ada jump scare,
nggak ada punch scene nya juga. Nggak tau ya menurut orang lain gimana pas
habis nonton ini, tapi emang bener ini yang aku rasain.
Pas udah ending,
akhirnya diem dan merenung.
Sometimes aku
berpikir bahwa apa yang dilakukan Joker itu benar. Dia "dipaksa"
sadar oleh kelakuan-kelakuan orang di sekitarnya. Apakah dia dari awal
bercita-cita menjadi penjahat? Nope. Dia ingin menjadi Comedian, yang bisa
bikin orang ketawa, bahagia dengan lawakannya. Tapi apa yang dilakukan
orang-orang terhadapnya? People suck.
Karena berusaha
terus menerus menjadi baik untuk orang yang selalu jahat terhadap kita itu lama
kelamaan capek. Kita semua berhak bahagia, dan orang lain tidak berhak merusak
kebahagiaan kita. That's why I like being "who I am depends on who you
are".
Nggak usah serius
gitu bacanya, nggak perlu diresapi dan dijadikan beban. Cukup sebagai hiburan.
Seperti kata Joker,
WHY SO SERIOUS?